Kitab Thaharah: 4. Bab Wudhu, Mendahulukan yang Kanan, Hadis No. 44. 44 - ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ - ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง - ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’: ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู - ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… - ูŠูุนู’ุฌูุจูู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽูŠูŽู…ู‘ูู†ู ูููŠ ุชูŽู†ูŽุนู‘ูู„ูู‡ู, ูˆูŽุชูŽุฑูŽุฌู‘ูู„ูู‡ู Bani Abdu Manaf punya kuasa di Masjidil Haram untuk melarang atau membuat aturan tertentu. Tidak boleh dilarang orang untuk thawaf walaupun pada waktu terlarang untuk shalat seperti bada Shubuh, bada Ashar, atau ketika matahari di atas kepala. Thawaf bukanlah shalat. Sebagian ulama seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memilih pendapat bahwa Nama kitab: Terjemah Kitab Bulughul Maram (Bulugh Al Marom) Judul kitab asal: Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (ุจูู„ููˆุบู ุงูŽู„ู’ู…ูŽุฑูŽุงู…ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฏูู„ู‘ูŽุฉู ุงูŽู„ู’ุฃูŽุญู’ูƒูŽุงู…ู) Pengarang: Ibnu Hajar Al Asqalani (773 - 825H /1372 - 1449 M) Penerjemah: Bidang studi: Hadits Hukum. Sebagian ulama (seperti Prof. Dr. Abdussalรขm asy Syuwaiโ€™ir) berpendapat bahwa Imam Malik bin Anas rahimahullรขh (w. 179 H) merupakan orang pertama yang menggunakan istilah Kitรขbul Jรขmiโ€™ dalam kitabnya. Beliau menempatkannya di akhir kitabnya al Muwaththaโ€™. Beberapa ulama baik dari madzhab Maliki maupun lainnya, ada yang mengikuti jejak .

terjemah kitab bulughul maram bab shalat